Mengenal DDC lebih dekat !



       Hallo, assalamualikum sahabat journey.. maaf yaah kurang update lagi untuk tulisnanya. Kali ini aku akan kasih konten berupa salah satu yang dipelajari dalam jurusanku, yakni jurusan ilmu perpustakaan dan Informasi. Jurusan ilmu perpustakaan wajib banget tahu dan mempelajari DDC, DDC adalah salah satu sistem klafikasi yang banyak dipakai di perpustakaan-perputskaan di Indonesia. 
Kalian pasti pernah kan mengunjungi perpustakaan? Nah, kalian pernah punya pertanyaan ga sih kenapa setiap buku itu ada nomor panggilnya? Nomor yang biasa kalian liat di punggung bukunya. Kenapa ada nomornya? Bagaimana pustakawan bisa memberi nomor pada punggung buku? Dan ditaruh di rak-rak yang sesuai dengan subjek/ disiplin ilmu si buku tersebut.. bingung yah? Yuk simak…

Image result for foto buku ddcAdd caption
Add caption
Add caption
Sistem klasifikasi Dewey Decimal Classification(selanjutnya disebut DDC) merupakan sistem klasifikasi yangmengutamakan, memberikan pembagian yang rinci untuk karya-karya di wilayah Amerika Serikat dan Eropa Barat, dan tidakdemikian halnyauntuk karya-karya di luar wilayah tersebut,termasuk Indonesia, terutama karya bahasa, kesusastraan, danwilayah geografisnya. Namun demikian dengan segala kelebihandan kekurangannya DDC merupakan sistem klasifikasi yangpaling banyak digunakan di perpustakaan-perpustakaan di seluruhdunia, termasuk di Indonesia.
Klasifikasi Desimal Dewey (Dewey Decimal Classification (DDC), juga disebut Sistem Desimal Dewey) adalah sebuah sistem klasifikasi perpustakaan yang diciptakan oleh Melvil Dewey (18511931) pada tahun 1876, dan sejak saat itu telah banyak dimodifikasi dan dikembangkan dalam 23 kali revisi yang telah terjadi hingga tahun 2011.
Klasifikasi Dewey muncul pada sisi buku-buku koleksi perpustakaan. Klasifikasi dilakukan berdasarkan subjek, kecuali untuk karya umum dan fiksi. Kodenya ditulis atau dicetakkan ke sebuah stiker yang dilekatkan ke sisi buku atau koleksi perpustakaan tersebut. Bentuk kodenya harus lebih dari tiga digit; setelah digit ketiga akan ada sebuah tanda titik sebelum diteruskan angka berikutnya.
Contoh kode:
  • 330.94 = ekonomi Eropa, di mana 330 adalah kode untuk ekonomi dan 94 untuk Eropa.
Buku-buku diletakkan dengan mengurutkan berdasarkan nomor. Jika dua atau lebih buku memiliki nomor klasifikasi yang sama, sistem akan membagi kelas tersebut secara alfabet.
Ada sepuluh kelas utama dalam klasifikasi Dewey. Sepuluh kelas tersebut dibagi lagi kepada 10 bagian; yang lalu bisa dibagi lagi kepada 10 bagian.
Sepuluh kelas utama tersebut adalah:
Pada tahun 2011 telah terbit DDC edisi 23 dikenal dengan DDC23.
Undang-undang no.43 tahun 2007 tentang perpustakaan,
Bab1 pasal 1 ayat 5 menyebutkan bahwa Perpustakaan Nasional adalah lembaga pemerintah non-departemen (sekarang non-kementrian) (LPNK) yang melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidangperpustakaan yang berfungsi sebagai perpustakaan pembina,perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit, perpustakaan penelitian,perpustakaan pelestarian, dan pusat jejaring perpustakaan yangberkedudukan di ibukota Negara.
Pengertian Klasifikasi Perpustakaan
1.     Secara Etimologi
Klasifikasi berasal dari bahasa inggris darikata “classification” dan kata ini berasal dari kata “to classy” yang berarti menggolongkan dan menempatkan benda-benda di suatu tempat.        
Klasifikasi adalah pengelompokkan yang sistematis pada sejumlah objek,
gagasan, buku atau benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu
berdasarkan ciri-ciri yang sama (Hamakonda dan Tairas, 1999: 1).
2.     Menurut Para Ahli
¯  Towa P. Hmakotrda dan J.N.B. Tairas (1995)
Mengatakan bahwa klasifikasi adalah pengelompokan yang sistematis daripada sejumlah obyek, gagasan, buku atau benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama.
¯  Ernest Cushing Richardson
Klasifikasi adalah kegiatan mengelompokkan dan menempatkan barang-barang.
¯  Sulistyo Basuki (1991)
Mengatakan bahwa klasifikasi berasal dari kata Latin “classis”. Klasifikasi adalah proses pengelompokan, artinya mengumpulkan benda/entitasyang sama serta memisahkan benda/entitas yang tidak sama. Secara umum dapat dikatakanbahwa batasan klasifikasi adalah usaha menata alam pengetahuan ke dalam tata urutan sistematis.
¯  Hamakonda dan Tairas, 1999: 1
Klasifikasi adalah pengelompokkan yang sistematis pada sejumlah objek, gagasan, buku atau benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama.
¯  Ibrahim Bafadal 2009:51
Klasifikasi adalah suatu proses memilih dan mengelompokkan buku-buku perpustakaan sekolah atau bahan pustaka lainnya atas dasar tertentu serta diletakkannya secara bersama-sama di suatu tempat.
¯  Menurut Suwarno(2007: 66)
Secara umum klasifikasi terbagi dalam dua jenis, yaitu:
  • Klasifikasi artifisial (artificial classification), yaitu klasifikasi bahan pustaka
    berdasarkan sifat-sifat yang secara kebetulan ada pada bahan pustaka
    tersebut. Misalnya berdasarkan warna buku atau tinggi buku.
  • Klasifikasi fundamental (fundamental classification), yaitu klasifikasi bahan
    pustaka berdasarkan isi atau subjek buku, yaitu sifat yang tetap pada bahan
    pustaka meskipun kulitnya berganti-ganti atau formatnya diubah.
    Klasifikasi fundamental ini yang sering digunakan perpustakaan saat ini.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa klasifikasi itu adalah suatu proses memilih dan mengelompokkan buku-buku perpustakaan sekolah atau bahan perpustakaan lainnya atas dasar tertentu serta diletakkannya secara bersama-sama disuatu tempat.
Menurut Bloomberg dan Evans didalam bukunya yang berjudul “Introduction To Technical Service For Library Technicians” tujuan klasifikasi adalah untuk mempermudah penggunaan koleksi, baik bagi pengunjung maupun bagi petugas perpustakaan. Dengan kata lain adalah bahwa klasifikasi buku-buku perpustakaan sekolah untuk meningkatkan efisiensi penggunaan buku. Efisiensi disini dapat ditinjau dari dua pihak, yaitu pihak murid dan pihak guru pustakawan.
Tujuan mengklasifikasi buku-buku perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:
a)      Untuk mempermudah murid-murid di dalam mencari buku-buku yang sedang diperlukan.
b)      Untuk mempermudah guru pustakawan di dalam mencari buku-buku yang dipesan oleh murid-murid.
c)      Mempermudah guru pustakawan mengetahui perimbangan bahan pustakawan.
d)     Akhirnya, buku-buku perpustakawan sekolah diklasifikasikan dengan sebaik-baiknya untuk mempermudah guru pustakawan di dalam menyusun suatu daftar bahan-bahan pustaka yang berdasarkan sistem klasifikasi. 
B. Prinsip-Prinsip Pengklasifikasian
Agar guru pustakawan tidak terlalu mengalami kesulitan di dalam mengklasifikasi buku-buku perpustakaan, sebaiknya memahami beberapa prinsip yang perlu diperhatikan. Sekedar sebagai pedoman, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan di dalam mengklasifikasi berdasarkan subyeknya :
1.     Klasifikasi buku-buku perpustakaan sekolah, pertama-tama berdasarkan subyeknya. Kemudian berdasarkan bentuk penyajian, atau bentuk karyanyan.
2.     Khususnya buku-buku yang termasuk karya umum dan kesustraan hendaknya lebih diutamakan pada bentuknya.
3.     Di dalam mengklasifikasi buku-buku perpustakaan sekolah hendaknya memperhatikan tujuan pengarangnya.
4.     Klasifikasi buku-buku perpustakaan sekolah itu pada subyek yang sangat spesifik.


  Sebenarnya untuk membahas semua DDC itu perlu waktu yang lam adan berat, nanti kalau ada kesempoatan dan rezekinya. Kita ngobrol-ngobrol sama Pak Sulistyo Basuki yuk hehehe. Guru besar ilmu perpustakaan yang sekarang guru besar di Universtas Indonesia. Ga bakal sebentar untuk bahas DDC, nanti aku bakal tambahain dan lengkapin yah tulisan yang bahas tentang DDC ini. Okeeeeeeee.
Keep stay toon. Semoga kalian sehat selalu, kaya raya, hidup bahagia, mati masuk syurga aamiin…

Salam hangat! Sahabat journey ;)

3 komentar: