Aku si (so) Awam

Aku si awam yang sosoan.


Bukan tak peduli pada sekitar. Malah miris hati rasa teriris.
Cinta Tanah air tlah orang tua dan guru-guru kami ajarkan dari kecil.
Tapi kini, dewasa kami melihat langsung dengan mata telanjang.
Ibu pertiwi di obrak abrik tak karuan. Getar getir konflik bahkan berani nyawa mereka gadaikan.

Tak ada maaf padahal ini masih bulan Ramadhan.
Sang kuasa ntah siapa sedang melangsungkan kekuasaannya, sang kekuatan yang sangat kuat sedang mengecangkan kekuatannya.
Mereka ribut, lebih tepatnya membuat bangsa ini ribut dengan pemikiran dan nafsu mereka

. Karena uang rakyat rela di adu domba.
padahal kalau dpikir. Uang untuk apa kalau negara ini hancur tak karuan. Bahkan mungkin mata Uang Rupiah akan Hilang. Bukan?

Pemikiran tokoh termasyur pun bisa menyebabkan salah tangkap pada kami si rakyat awam.
Sebagai mahasiswa yang di biayai negara, (read:beasiswa) sungguh kami sangat terpukul.

Apakah negara ini benar-benar bersih mengatur alur masuk-keluar uang?
Bagaimana dengan hutang-piutang kepada bangsa asing yang trilyunan tsb?
Bolehkan kami khawatir sejauh itu?
Katamu dulu pak, suara rakyat akan di dengar. Bisakah kau dengar suara kecil kami memohon perdamaian ini?
Ribuan bangsa ini pun t'lah menyuarakan hak mereka agar bisa di dengar. Adakah satu saja dari kami yang kau dengar PAK-BUK???!
Ntah telinga siapa yang siap mendengar rintihan kami.
Kami muak dengan segala perdebatan di negara ini. Konflik ratusan nyawa, dan tabiat para pejabat.

Aku si awam..

Tapi sadar status kami mahasiswa.
Katanya, rakyat rindu kami turun di jalan. Tapi aku si awam, tak rela kalau status kami menjadi kambing hitam si penguasa atau menjadi boneka si tukang onar.
Bukannya benar, malah kami bisa mati tertembak di rumah kami sendiri.
Aku si awam..
Tak pernah rela jika kami mahasiswa diperbudak sebagai umpan.

Aku si awam. Sampai saat ini belum tau siapa yang benar. Karena sejatinya manusia selalu tak luput dari kesalahan.
Aku si awam, sesungguhnya bangga memiliki tokoh-tokoh hebat dan kritis bisa menunjang intelektual bangsa dengan sejuta keberagaman budaya ini.
Aku si awan sangat Bangga. Kebanggaan tersebut lah yang membuat kami kecewa, sedih, sangat sedih. Malu, beribu-ribu malu. Ingin marah, tak tahu pada siapa.

Sungguh, kesedihan kami akan selalu kami adukan pada Tuhan kami. Akan kami sandarkan pada Agama kami. Agama yg mengajarkan kami untuk mencintai tanah air ini. Mengajarkan kami untuk menjadi khalifah di muka bumi.
Kami percaya kiamat akan benar-benar ada, kita pun sadar telah merasakan tanda-tandanya.

Tapi suara kami memohon dengan lirih.

"Jaga bumi ini, jaga penghuninya ! "

Dari sudut pandang kami, si awam. Hoax bertebaran bukan karena akses komunikasi yang mudah, tapi karena kami yang terlalu bodoh. Mau saja di adu domba. Dan nafsu yg besar mengklik fitur share!
Rakyat yg bodoh dan berani menyalah-nyalahkan pemerintah. Pemerintah yg pintar, tapi masih mau membodoh-bodohi rakyatnya. Kan bodoh!.
Frontal betul bahasa si awam ini. Bukankah Allah menciptakam manusia dengan akal dan pikiran?.

Saya si awam tapi beruntung menjadi mahasiswa, sangat merugi apabila sosial media di block karena isu-isu hoax. Banyak kepentingan selain politik yg kita pakai lewat mediasosial bukan?, contohnya berjualan, pendidikan, penelitian. bukan cuma nyebar Hoax! Kan?!!!
Tapi jujur, miris juga melihat group isinya seperti itu.

Tulisan ini bukan semata-mata karena merasa dirugikan atas terblokirnya media akses kami. tetapi tulisan ini tercipta akibat kekhawatiran dan kecemasan atau bahkan keresahan kami sebagai bagian kecil dari bangsa Indonesia yang rindu perdamaian abadi bagi seluruh bangsa Indonesia.
setelah isu perangkat Pemilu, kpps, bawaslu, sampai satpam yang meninggal hingga 500an orang, sampai aksi 22 mei, belum lagi banyak kejadian alam akibat ulah manusia seperti banjir, dsb, seolah manusia di negara ini tidak ada harganya. ingat juga dengan kelompok yang fanatik terhadap salah satu group pesepak bola yang dengan keji mengeroyok fans dari group sepak bola lawannya sampai meninggal dunia, ingat juga saat isu-isu gengster kian marak di indonesia saat puasa tiba, ingat juga saat kasus kekerasan remaja-Audrey, dan masih banyak lagi kasus yang tidak tersebutkan disini, tentang kemanusiaan dan keindonesiaan.

Ya Allah, se-indonesia ini kah negaraku? 

siapa yang mesti disalahkan?
pemerintah kah?
alam kah?
atau takdir ?

ada satu yang selalu kita lewatkan.....

semua berawal dari diri sendiri. dimulai dari hati.
hati nurani kita sesungguhnya mempunyai kebaikan,
 sekecil apapun itu.

Pemimpin adalah cerminan dari rakyatnya.
kita mempunyai satu Jiwa
untuk berbuat-bersikap-berpikir BAIK.
Jika kebaikan itu menular menjadi banyak, sebanyak jiwa-jiwa pada bangsa ini.
Maka dapat DIPASTIKAN. PEMIMPIN YANG KITA PUNYA ADALAH BAIK. BAIK dari segala definisi tentang Baik.
Yakinkan itu.!
dimulai dari diri sendiri ! jadilah jiwa-jiwa baik, yang akan mati dalam keadaan baik. insyaAllah..


dan Kami si awam..
Tapi sadar kami Mahasiswa.

Menyeru Berdoa akbar untuk perdamaian negeri ini.

karena masih Ramadhan semoga Doa mudah dikabulkan. Mari doakan yg terbaik untuk negeri ini. Untuk rakyat ini. Untuk pemimpin ini.

Bismillahirrahmanirrahim🍃

Berdoa jangan sampai putus

Aku si awam.
Menulis dari hati. Allah yg menciptakan hati. Allah datangkam rasa keresahan dan kekhawatiran. datang dari Hati, semoga dapat terbaca oleh hati. Bahwa kami Bangsa Indonesia Rindu akan Perdamaian dan persatuam Indonesia

Semoga dengan ini, kita bisa mengambil pelajaran. Bahwa Allah Rindu akan Ketakwaan kita❣

Allah tak pernah salah memberikan kesempatanmu hidup di Indonesia.

Kenali Maksud Allah.

Jaga iman, jaga aman.

Salam, aku si awam. 22 Mei/19 

Maharani Auliya Agustin
- menulis dari Hati -

20 komentar:

  1. Bisa tinggalkan komentar atau kritik yang membangun atau saran masukan sepedes apapun ya guys.. Ehek. Ini postingan pertama yang bukan satra puisi. Hehe. Cocokan tetep nulis puisi atau ke ilmiah ya? Hmm minta saran. Jazakumullah 😇🙏

    BalasHapus
  2. Masyaallah bgttt terharuu:") semoga indonesiaku damai secepatnya tanpa adanya permusuhan dan tanpa adanya perang saudara. Aamiin aamiin ya Rabb

    BalasHapus
  3. Diucapkan pakai hati
    dengan hati-hati
    Karena cuma hati
    yang bisa menyentuh hati

    Semangat nulis lagi Ran...

    Semoga kita semua yang membaca dapat termotivasi dan makin cinta perdamaian.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena hati, hanya bisa terbaca oleh hati. dan hati adalah cerminan dari jati diri.

      Aamiin

      Semangat kembali eniku sayang.💓

      Hapus
  4. Bagus banget tulisannya❤

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih sudah meluangkan waktunya. Semoga Kita lulus tepat waktu dan cumload aamiin 😅💓

      Hapus
  5. Hemat saya, kakak ini bagus di kedua nya, tapi tetap perlu ditingkatkan. Mungkin bisa tuh nanti di mix dan di compare, antara sastra dan ilmiah, jadi bisa menghasilkan karya dgn nuansa baru

    Tetap semangat kak
    Jangan berhenti menulis
    Kalo nggak bisa nulis ya di ketik aja, hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini kaua bahasa ulfa. Keren. Savr Flight ya bulan depan💓

      Hapus
  6. Sebuah karya fenomenal dari seorang mahasiswi Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
    Melalui goresan tinta dan kepekaan hati nya dalam menyikapi polemik yang ada, telah mampu membawa pembaca nya tersadar dan tersentuh 🥺☺

    BalasHapus
  7. Terimkasih kembali sinarmas yang memberi arahannya. Dan relain menulis komentar yang luar biasa.

    BalasHapus
  8. Iya ka, terimkasih mau meluangkan waktunya untuk ini. Semoga tersampaikan aamiin 💓

    BalasHapus
  9. Mantap ran, lanjutkan ! Maaf baru smpt baca. Infoin lagi kalo ada tulisan baru 😁

    BalasHapus