Jingga dilangit Dermaga Bakahueni

from my galery
self document. and i am here.

Yang kulihat hamparan lautan luas..
Yang kulihat adalah harapan ingin yang lepas.. 


            Aku menamai diri sendiri pecundang.

        Sering tumbang diterjang karang.



Mudah sekali Allah membulak-balikkan hati manusia.

Cemburu, adalah alasan Allah beri kita kecewa.

           

Aku menulis pada langit-langit kapal laut.

Seakan ingin ku terbangkan semua rasa kecewa dan sakit hati



Aku memang lemah. Dibuat susah dunia saja sering merana..

Dari sini aku paham.. bahwa pulau memisahkan karang dilautan..



            Aku yang ternyata lemah,

            Kecewa atas segala harapan yang kubuat sendiri.


Aku yang ternyata lemah, menulis adalah cara kedua menyampaikan air mata setelah sajadah.

Aku yang ternyata lemah, mengharap pada hati yang patah.

Aku yang ternyata lemah, mengharap hadiah di hari ultah.



Allah, banyak yang ingin Kau Tunjukkan Padaku.

Kuatkan aku dalam keistiqomahan.



Lalu,

Bolehkah aku menangis?

Sedang Nikmat-Mu begitu besar.

Bolehkah aku kecewa?

Sedang pintaku semua Kau bukakaan jalannya..

Bolehkan aku merasa sakit hati?

Sedang ini bagian salahku karena salah menaruh hati.



Sekuat apa hatiku? Semoga hanya aku yang tahu tangisku.



Izinkan aku untuk terus belajar… belajar, untuk selalu Engkau Ridhoi.



Allah, maafkan aku jika Engkau Mencemburui…

Aku bukan perencana yang handal. Apalagi soal hati, aku sangat lemah sekali..



Aku percaya tidak ada yang sia-sia.

Esok, aku akan buktikan.

Perjuangan berbanding lurus dengan pencapaian..



Ada banyak yang harus aku koreksi dalam diri, khususnya dalam hati.



Aku hanya tidak mau Allah cemburu lagi.


Pada kapal laut biru putih..

Jadi saksiku dalam menangisi proses yang menjadikanku lebih baik.

9 Agustus 2019
(satu hari setelah ulangtahunku yang ke-21 tahun)

 

2 komentar: