Perpustakan adalah sebuah tempat, sebuah organisasi, sebuah
stuktural, sebuah bukti nyata dari peradaban, sebagai tempat berterimakasihnya
karya seseorang yang dengannya akan terus dirawat dan dipergunakan sebagaimana
mestinya. Sejarah menyatakan bahwa perpustakaan pada masa lalu dan sekarangpun
mempunyai fungsi dan peran yang besar dalam membangun peradaban dan kejayaan islam.

Banyak informasi dan ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh cendikiawan muslim
yang kemudian karyanya disimpan didalam perpustakaan selama berabad-abad.
Bahkan fungsi dan peran perpustakaan pada masa kejayaan islam banyak diadopsi
oleh sebagian besar perpustakaan di Negara maju seperti Inggris dan Amerika.
Hal ini menunjukkan bahwa peran perpustakaan pada masa awal islam sangat
penting dalam pengembangan dan memajukan masyarakat.
Al-Qur’an memandang perpustakaan sebagai sarana yang sangat penting
untuk bisa mengubah suatu bangsa yang semula tidak memahami apa-apa menjadi
bangsa yang berpengetahuan dan memiliki perdaban tinggi. Hal ini terbukti
dengan disebutkannya peran-peran perpustakaan didalam Al-Qur’an yang setidaknya
terdiri dari beberapa konsep, konsep membaca, konsep menulis, konsep ilmu
pengetahuan, konsep pendidikan, konsep ibadah, konsep komunikasi dan informasi,
dan lain-lain. Dalam kaitannnya tersebut, Al-Qur’an memang tidak secara
langsung dan jelas membicarakan tentang konsep kepustkawanan karena Al-Qur’an
tidak bisa disamakan dengan kitab apapaun apalagi misalkan kitab ilmu
perpustakaan, akan tetapi kalau kita bisa simak dan teliti lebih lanjut semua
makna dalam Al-Qur’an dan hadist-hadist islam yang shahih merupakan kunci dan
gambaran lengkap tentang semesta beserta isinya, dan salah satunya ada konsep
pendidikan dan salah satunya terangkum dalam perpustakaan.
Perpustakan memiliki peranan penting dalam keberlangsungan
pendidikan, dalam perpustakaan selain fasilitas ilmu pengetahuan yang terangkum
dalam buku-buku dan jenis koleksi lainnya, perpustakaan pun memiliki layanan
yang diberikan oleh seorang pustakawan. Fasilitas dan layanan di perpustakaan
selalu menjadi standarisasi dari penilaian kualitas sebuah perpustakaan
tersebut, semakin baik fasilitas dan layanan yang diberikan semakin baik juga
kualitas perpustakaan, diluar kuantitas koleksi yang tersedia tergantung jenis
perpustakaan tersebut.
Berbicara soal layanan, perpustakaan memiliki beberapa layanan yang
langsung diterapkan oleh pustakawan dari sebuah perpustakaan. Seperti layanan
sirkulasi, layanan administrasi yang langsung ditangani oleh seorang pustakawan.
Saat ini, di era revolusi industri 4.0 walaupun banyak layanan dan beberapa
pekerjaan yang diubah menjadi otomasi jadi pemustaka tidak perlu berhadapan
langsung dengan pustakawan akan tetapi tetap saja itu harus dibuat oleh
manusia, hal ini tetap saja disebut sebagai layanan perpustakaan. Melihat hal
ini, pustakawan dan orang-orang yang membantu pemustaka dalam mendapatkan
layanan temu kembali informasi atau layanan yang lainnya mendapatkan
kebermanfaatan dari hal ini.
Jika kita tarik ulur ke Al-Qur’an dan Hadist, memang benar, Allah
tidak akan membuat suatu peringatan atau izin pengetahuan kepada manusia
sebelum kita tanpa ada alasan untuk kita ambil hikmahnya. Coba kita teliti
hadist berikut ini :
خَيْرُ الناسِ
أَنفَعُهُم لِلنَّاسِ
Artinya : Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi
orang lain
(Hadist Riwayat Ath-Thabrani)
Dalam hadist tersebut, dijelaskan sebaik-baiknya manusia adalah
yang paling bermanfaat bagi orang lain, jika dianalogikan dalam perpustakaan,
seorang pustakawan yang memberikan layanan perpustakaan yang baik maka akan
berdampak kebermanfaatan untuk pemustakanya, karena pemustaka memerlukan
bantuan, dan bantuan itu diselesaikan oleh pustakawan, dengannya hal tersebut
merupakan kebermanfaatan. insyaAllah mengandung keberkahan aamiin. Allahu’alam
Bishoab
Seorang pustakawan
atau staff perpustakaan pun harus memiliki kualitas diri yang baik sepeti sifat
jujur, sabar dan memiliki integritas tinggi untuk mengabdi menjadi seorang
pustakawan yang memiliki kompeten dan kepribadian yang baik. Memberikan layanan
perpustakaan kepada pemustaka yang memiliki sifat, watak dan kepribadian yang
berbeda-beda memang kadang membuat pustakawan kewalahan dan dibuat pusing
karena terkadang pemustaka memiliki keribetan masing-masing. Nah, untuk itu
pustakawan diharapkan memiliki kekuatan tekad dan semangat untuk tetap baik dan
memperlakukan pemustaka dengan baik. Merujuk pada Al-Qur’an surat Al-Isra ayat
17 dibawah ini :
إِنْ أَحْسَنْتُمْ
أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ
Artinya : Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat
baik bagi diri kalian sendiri (Q.S Al-Isra 17:7)
Pustakawan harus menerapkan ayat ini dalam memberikan layanan
terhadap pemustaka. Karena ayat ini kaya akan makna kebaikan yang indah,
mengajarkan kita untuk tulus dalam memberikan kebaikan dan hanya mengharap
kebaikan hanya dari Allah SWT. Allah selalu memberikan perlindungan kepada
orang-orang baik, jika kita selalu mengharap Ridho Allah, pasti hati kita
selalu digetarkan kepada kebaikan-kebaikan. Maka kebaikan akan terus mengalir
dalam diri kita, lebih utamanya dalam hati kita.
Selain pustakawan,
sebenarnya setiap orang di dunia ini perlu memiliki kebaikan dalam hatinya.
Selepas apa agama dan keyakinan kita, tidak akan ada manusia yang ingin hidup
dalam kejahatan selamanya. Dengan kebaikan kita akan mudah dan sangat senang
membantu orang lain, memudahkan urusannya, dan semangat menebar kebaikan.
Apalagi jika kita seorang pustakawan, yang dengannya akan memberikan sebuah
layanan yang sangat membantu pemustakanya, yang memudahkan urusannya dan
merupakan suatu kegiatan yang bermanfaat.
Tidak ada yang kita
harapkan selain Ridho Allah SWT, memberikan kebaikan semata-mata atas izin
Allah SWT, maka dari itu seyogyanya kita tidak mengharapkan balasan apapun dari
manusia, karena semua diniatkan karena Allah SWT (Lillahita’ala)
Mari kita lihat Hadist Riwayat Bukhori, yang InsyaAllah Shahih,
berikit hadisnya :
… وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ
كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ
… dan barang siapa (yang bersedia) membantu keperluan saudaranya,
maka Allah (akan senantiasa) membantu keperluannya.
(Hadist Riwayat Bukhari, Shahih al-Bukhari).
Luar biasa, dari hadist tersebut Allah menjanjikan keperluan kita
akan senantiasa Allah bantu apabila kita bersedia membantu keperluan
saudaranya, saudara disini yakni saudara sesama muslim dan sesama manusia yang
memiliki tujuan kebaikan. Semua yang kita lakukan dibumi ini tidak akan
terlepas dari bantaun Allah dan malaikat-malaikatnya, tidak terlepas dari
doa-doa yang Allah kabulkan, dan dari doa-doa orang-orang yang mendoakan kita,
mungkin salah satunya doa dari orang-orang yang telah kita bantu dengan
keikhlasan dan pengharapan penuh kepada Ridho Allah SWT. Aamiin. Allahu’alam
Bishoab.
Dari sejumlah
pemaparan di atas, dapat kita simpulkan hal-hal berikut :
1.
Hadits tentang perintah meringankan beban orang
lain yang diriwayatkan oleh Muslim memiliki derajat shahih karena diriwayatkan
oleh periwayat yang ‘adil dan dhabith.
2.
Dari hadits tersebut bisa kita ambil ‘ibrah berikut :
-
Allah memerintahkan kita untuk meringankan
beban orang lain, dan Dia berjanji akan meringankan beban kita.
-
Allah memerintahkan kita untuk tidak memberikan
kesulitan kepada orang lain, maka Allah tidak akan mempersulit kita pada hari
kiamat.
-
Allah memerintahkan kita untuk menutup aib
orang lain, maka Allah pun akan menutup aib kita (menjaga kehormatan kita).
-
Allah akan senantiasa menolong seseorang selama
dia mau membantu saudaranya (orang lain).
3.
Layanan
perpustakaan dari seorang pustakawan pun dapat menjadi cerminan dari beberapa
kegiatan bermanfaat yang dapat menolong dan mempermudah urusan orang lain.
insyaAllah..
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar